23 Mar 2013

mengajar agama

Taat kepada Allah dan Taat kepada Rarul
Terjemahan Quran
Kalau menurut Quran Nabi Muhammad tidak pernah mengajar agama, hanya menyampaikan ayat-ayat Tuhan yang diturunkan kepadanya yaitu Quran .
2:25. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang percaya dan membuat kerja-kerja kebaikan, bahawa bagi mereka taman-taman syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki dengan buah-buahan, rezeki di dalamnya, mereka berkata, "Inilah yang kami diberi rezeki dari dahulu"; bahawa mereka diberi yang serupa (mutasyabihat) dengannya, dan di dalamnya, bagi mereka teman-teman hidup yang dibersihkan, dan di dalamnya mereka tinggal selama-lamanya.

5:67. Wahai rasul, sampaikanlah apa-apa yang diturunkan kepada kamu daripada Pemelihara kamu kerana, jika kamu tidak buat, tidaklah kamu menyampaikan Mesej-Nya. Allah melindungi kamu daripada manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum tidak percaya.

5:68. Katakanlah, "Wahai ahli Kitab, kamu tiada di atas sesuatu, sehingga kamu melakukan Taurat dan Injil, dan apa yang diturunkan kepada kamu daripada Pemelihara kamu." Dan apa diturunkan kepada kamu daripada Pemelihara kamu akan menambah kepada kebanyakan daripada mereka dalam kelampauan batas, dan ketidakpercayaan; maka jangan berdukacita terhadap kaum tidak percaya.

5:69. Sesungguhnya orang-orang yang percaya, dan orang-orang Yahudi, dan Sabiin, dan orang-orang Kristian, sesiapa yang percaya kepada Allah, dan Hari Akhir, dan membuat kerja-kerja kebaikan, maka tiadalah ketakutan pada mereka, dan tidaklah mereka bersedih.

5:92. Dan taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada rasul, dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahawa atas rasul Kami hanya untuk menyampaikan yang jelas.

5:67. Wahai rasul, sampaikanlah apa-apa yang diturunkan kepada kamu daripada Pemelihara kamu kerana, jika kamu tidak buat, tidaklah kamu menyampaikan Mesej-Nya. Allah melindungi kamu daripada manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum tidak percaya.

3:31. Katakanlah, "Jika kamu mencintai Allah, ikutlah aku, dan Allah akan mencintai kamu, dan mengampuni kamu atas kesalahan-kesalahan kamu; Allah Pengampun, Pengasih."

3:32. Katakanlah, "Taatlah kepada Allah, dan rasul." Tetapi jika mereka berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang tidak percaya.

Keterangan No. 170 dalam Tafsir Al-Quranul karim , yassarnal-Quran oleh Ahmad Hariadi Lukman Saad. Bunyinya bagini :
Dalam surah 3 ayat 32 ini, kita disuruh mematuhi Allah dan mematuhi Rasul-Nya, maksudnya adalah "mematuhi terhadap ketetapan-ketetapan Allah yang ada dalam Quran, dan mematuhi terhadapa ketetapan-ketetapan jijak-jijak Rasulullah saw. didalam mengamalkan risalah Quran"
Kalau mengenai ketetapan-ketetapan yang ada dalam Quran itu sudah jelas ayat-ayatnya berasal dari Allah.Tetapi walau pun bagitu , maksud ayat-ayat tersebut masih bisa disalah pahami oleh masing-masing orang karena latar belakang ini dan itu.
Dan untuk mengatasi hal tersebut dalam rangka mencari pahaman yang benar, masing-masing dari kaum Muslimin harus berlapan dada dan berkewajiban untuk menyampaikan argumen-argumennya secara santun lagi Qurani yang dapat mendukung terhadap pahaman masing-masing yang dianggap dan diyakinnya sebagai "pahaman yang benar"
Sedangkan mengenai jejak-jejak Rasulullah saw. apakah dia berbentuk ucapannya, perbuatannya, atau pun ketetapannya, maka hal itu akan lebih sulit lagi untuk mendeteksinya, apakah benar hal yang dibilangkan berasal dari Rasulullah saw. itu benar-benar ucapanya ? benar-benar perbuatannya ? dan benar-benar ketetapannya ?
Karena ketiga hal tersebut kebanyakanya tidak atau tidak dicatat dizaman Rasulullah saw. aatu dengan kata lain tiga hal tersebut , ditulis dan dicatat sekitar 2 abat . bahkan yang 3 abat, bahkan lagi ada yang lebih dari 3 abat setelah Rasulluh saw wafat.
Hal itu berdasarkan laporan dari si A dapat dari si B, dan si B dapat dari si C , dan si C dapat dari si D, dan si D dapat dari si E, dan si E dapat dari sahabat, kamadian dari Rasulullah saw. yang kamdian lagi dikatakan, Rasulullah saw. mengatakan ini dan itu, buat ini dan itu, dan menetapkan ini dan itu.
Jadi ketiga hal tersebut yang konon dikatakan sebagai Hadis atau sunnah Rasul itu didapat lalui laporan dari saroang kesaorang dalam masa sekitar 5 generasi.
Oleh karena itu amat sulitlah untuk dapat mendeteksi bahwa ketiga hal tersebut benar-benar dari Rasulullah saw.
Tapi walau pun bagitu, ada cara yang sangat mudah untuk dapat medeteksinya, ya'ni dengan memakai alat Quran yang didalam surah Yasin ayat 2 .di katakan Al-Quran itu sebagai "suatu yang dapat memutuskan/menghakimi"
A002
36:2 Demi Al-Quran yang mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh,

Ya'ni memutuskan apa saya yang benar, termasuk memutuskan "apakah benar yang dikatakan hadis ini dan hadis itu, adalah benar-benar ucapan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah saw. ? " 
Kalau memang hal itu benar-benar berasal dari Rasulullah saw. maka kita pun wajib mengikutinya, karena pada waktu itu berarti kita mengikuti Quran.
Karena bagimana pun ucapan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah saw. itu adalah merupakan manifestasi dari pengamalan Quran itu sendiri. sehingga karenanya telah disebutkan bahwa "Akhlak-akhlak/jejak-jejak Rasulullah saw. itu adalah Quran"
Jadi kalau ada sesuatu yang konon dikatakan sebagai hadis atau sunnah Rasul, Tapi isa jiwanya bertentangan dengan isi dan jiwa Quran, maka hal tersebut jelas bukan hadis atau sunah Rasul atau dengan kata lain hadis dan sunah Rasul yang sengaja dibuat hasis palsu; sehingga umat bijaksanalah para ilmu hadis yang mengatakan "syarat pokok hadis sohih itu ada isi dan jiwanya tidak bertentangan dengan Quran"
Olah karena itu, dari kaum Muslimin handaklah sangat berhati-hati terhadap hadis-hadis yang ada dalam berbagai-bagai kitab hadis, hadaklah kita menggunakan Quran sebagai alat untuk mendapat menyeliksi, mana hadis-hadis yang benar-benar dari Rasulullah saw. dan mana-mana yang bukan. untuk mengtahui hal itu, janganlah kita hanya menggunakan alat-atat yang dibuat oleh manusia yang berpengetahuannya yang sangat relatif dan tidak mengetahui yang gaib itu, ya'ni dengan jalan menggunakan alat yang dengan alat mana konon dapat mengetahui bahwa, si A, si B, si C, dan seterusnya yang meriwayatkan hadis-hadis itu adalah orang-orang yang percaya, orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang kuat hafalannya, dan lain-lainnya . sehingga diyakini sebagai "hadis Saheh"
Pada hal untuk mengetahui orang yang tersebut yang hidupnya jauh ratusan(100) tahun bahkan seribu(1,000) tahun sebelum kita, apakah orang itu bertakwa atau tidak ? terpercaya atau tidak ? 
Semuanya itu bukan urusan dan tanggung jawab kita. karena masalah itu adalah masalah hati sesaorang dan hanya Allah yang dapat mengetahuinya.
Mengadakan Hadis Nabi
*********
Kalau ada Nabi mengajar agama tentu ada kitabnya sebagaimana kitab-kitab Mazhat yang 4 .Tetapi kitab Nabi Muhammad tidak ada selain Quran itu saja .
*********
Taat kepada Allah dan Taat kepada Rasul 
Seringkali kita mendengar orang-orang yang mengaku Islam berkata, “simpan janggut itu sunat, dapat pahala”. Malah meniru semua perbuatan nabi Muhammad, apa saja sehingga cara buang air besar pun sunat, dapat pahala. Konsep sunat ialah, buat dapat pahala, tak buat tak apa, kata setengah Mazhab. Setengah Ahli sufi pula mengatakan sunat bagi mazhab Shafei itu wajib bagi mereka, kena buat. Hakikatnya ialah, pahala hak Allah, hak Allah sahaja. Ianya bukan hak manusia untuk tentukan yang mana dapat pahala, yang mana tidak, kecuali apa yang jelas dalam Quran.
Persoalannya, apakah perkara-perkara yang termasuk dalam konsep taat kepada Allah dan taat kepada rasul. Adakah ianya termasuk juga perbuatan seumpama makan dengan menggunakan tiga jari, tidur sambil mengiring, berus gigi pakai kayu sugi dari Saudi dan sebagainya?
Ayat-ayat Allah yang berikut menyuruh kita taat kepada Allah dan rasulnya.
Katakanlah, "Taatlah kepada Allah, dan rasul." Tetapi jika mereka berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang tidak percaya (3:32)
Dan taatlah kepada Allah dan rasul supaya kamu dikasihani. (3:132)
Wahai orang-orang yang percaya, taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada rasul, ……   (4:59)

Wahai orang-orang yang percaya, taatlah kepada Allah dan rasul-Nya, dan janganlah berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar. (8:20)
Terdapat banyak lagi ayat-ayat yang berkaitan dengan subjek taat kepada Allah dan taat kepada rasul.
Perhatikan di sini, dalam semua ayat-ayat yang berkaitan dengan ‘taat’ , Allah pilih untuk menggunakan perkataan ‘rasul’ tidak ‘Muhammad’.
Allah, pencipta dan pemelihara Quran, beritahu kita bahawa kesemua dalam cakrawala adalah dalam penguasaanNya, termasuk Quran. Surah-surah, ayat-ayat, perkataan, nombor, susunan, pemilihan sifat-sifat kata, nama-nama, kisah-kisah, panjang pendeknya ayat dan surah..… kesemuanya adalah dibuat dan dipilih oleh Allah, dengan sengaja dan dengan tujuan khusus.
…... Kami tidak alpakan sesuatu di dalam al-Kitab; ….. (6:38)
Pembaca, pemerhati dan yang percaya kepada Quran sudah tentu memahami, dengan izin Allah bahawa Allah yang ajar kita Quran, dan bukannya hadith-hadith susunan manusia.
Yang Pemurah, ajar al-Qur'an. (55:1-2)
Maka, dalam percubaan untuk memahami sesuatu subjek dalam Quran, kita perlulah rujuk kepada Quran itu sendiri. Oleh kerana Allah mengatakan Dia yang ajar Quran, dan dia tidak berkomunikasi terus dengan kita, maka Quran sajalah yang kita boleh buat bahan rujukan untuk memahami Quran.
Kita perhatikan bahawa Allah secara konsisten sebut dalam ayat-ayatNya “taat kepada Allah….” dan diikuti dengan perkataan “rasul” dan tidak “Muhammad”.
Dalam Quran Allah menyebut nama ‘Muhammad’ hanya pada empat ayat (3:144, 33:40, 47:2 dan 48:29), dan tiada satu pun berkaitan secara langsung dengan subjek taat. Lebih dari 25 kali Allah menyuruh kita taat kepada rasul, tidak sekali pun Allah menyebut “taat kepada Muhammad”
Adakah ini secara kebetulan sahaja? Atu adakah ianya suruhan yang disengajakan?
Hanya “orang-orang yang percaya” percaya bahawa semua dalam dunia Allah ini adalah disengajakan dengan keinginan Allah. Tiada suatu pun dengan secara kebetulah saja. Ayat-ayat yang digunakan pun adalah secara sengaja dengan tujuan, tidak secara kebetulan.
Katakanlah, "Sekiranya laut adalah dakwat untuk Kata-Kata Pemeliharaku, tentulah laut itu habis sebelum Kata-Kata Pemeliharaku habis, walaupun Kami datangkan pengisian semula yang serupa dengan itu." (18:109)
Sekarang, cuba kita fahami apa Allah mengajari kita berkenaan nabi Muhammad.
Katakanlah, "Aku hanyalah seorang manusia yang serupa dengan kamu; diwahyukan kepadaku bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu…..(18:110)
Allah yang Maha Mengetahui, tahu bahawa nabi Muhammad, sebagai manusia menjalani kehidupan hariannya sebagaimana manusia lain. Dia makan dan minum, tidur, berkeinginan, bernafsu, berkeluarga, buat kesilapan, berperasaan takut, rungsing, sakit, dsbnya. Muhammad adalah rasul hanya kerana mesej yang diberikan melaluinya, yaitu Quran. Begitu juga rasul-rasul lain yang diberikan kitab-kitab. Muhammad tanpa Quran adalah seorang manusia biasa macam kita semua.
Wahai rasul, sampaikanlah apa-apa yang diturunkan kepada kamu daripada Pemelihara kamu kerana, jika kamu tidak buat, tidaklah kamu sampaikan Mesej-Nya. Allah lindung kamu daripada manusia. Sesungguhnya Allah tidak beri petunjuk kepada kaum yang tidak percaya. (5:67)
Allah, bila menggunakan perkataan ‘rasul’ mahukan subjek taat jadi jelas, yaitu supaya manusia mentaati seseorang yang mempunyai mesejNya, bukan mentaati peribadi atau mentaati Muhammad atas perkara-perkara lain.
Taati rasul adalah bergantung kepada adanya mesej, yaitu Quran. Taati rasul oleh sebab mesej yang dia diberi, yaitu Quran. Taati rasul bermaksud ikuti mesej yang diberi kepadanya, yaitu Quran.
Menyimpan janggut, pakai jubah singkat atas buku lali, jilat jari selepas makan, memakai serban dan sebagainya tidak termasuk dalam konsep taati rasul, kerana semua itu tidak dijelaskan dalam Quran.
Nabi Muhammad tanpa Quran adalah manusia biasa. Walau pun dalam status rasul, dia masih mempunyai perwatakan, perangai dan nafsu manusia biasa. Sebagai contoh, Allah mencerikan dalam Quran yang dia bermasam muka dengan seorang buta (80:1-11) sehingga Allah menegurnya, ada ketika dia takutkan manusia sedangkan dia sepatutnya takut kepada Allah (33:37) dan dia pernah mengharamkan apa yang tidak sepatutnya (66:1).
Itulah sebab tiada tiada satu pun suruhan atau arahan supaya kita mentaati Muhammad. Kalaulah kita ambil konsep “taat kepada rasul” sebagai taati Muhammad sebagai manusia, sudah tentu kita juga mesti bermasam muka kepada yang buta dan miskin. Kita mesti lakukan lain-lain kesalahan yang dilakukan oleh Muhammad sebagai manusia biasa. Sudah tentu tidak begitu. Kita disuruh mentaati rasul sebab mesej yang dibawanya, Quran mewajibkan kita mentaati rasul. Mentaati mesej ialah mentaati rasul.
Satu contoh perbezaan di antara mentaati rasul (oleh sebab dia membawa Quran) dan mentaati manusia ialah dua ayat berikut :
Wahai isteri-isteri Nabi, sesiapa antara kamu yang lakukan kesumbangan yang nyata, baginya azab akan digandakan dengan dua kali ganda; itu, bagi Allah, mudah. (33:30)
Tetapi sesiapa antara kamu yang patuh kepada Allah, dan rasul-Nya, dan buat kerja-kerja yang baik, Kami akan beri upahnya dua kali; Kami sediakan untuknya rezeki yang mulia. (33:31)
Perhatikan di sini, arahan kepada isteri-isteri nabi ialah supaya patuh kepada allah dan rasul, bukannya kepada suami atau pun Muhammad. Sekiranya Allah menyuruh mereka patuh kepada suami (perkataan suami digunakan), sudah tentu ianya jadi satu arahan mutlak supaya isteri-isteri patuh kepada suami, tanpa syarat atau kelonggaran. Kita mesti ingat Allah tidak kekeringan atau kesuntukan perkataan (18:109). Disebaliknya Allah mahukan mereka, isteri-isteri nabi patuh kepada rasul dengan mesej yang ada padanya.
Sebagai manusia, Muhammad telah diberi penghormatan besar apabila dipilih untuk menjadi rasul Allah yang terakhir untuk menyampaikan mesej yang terakhir, yaitu Quran. Budi pekertinya dijelaskan sebagai berikut,
Sesungguhnya kamu adalah di atas budi pekerti yang besar. (68:4)
Pun begitu, kita mesti ingat supaya tidak bezakan Muhammad sebagai rasul dengan rasul-rasul Alah yang lain (2:285).  Yang perlu kita memahami dan bezakan ialah di antara :
mentaatinya dengan tunduk patuh kepada mesej (Quran)
dengan
mentaatinya dengan meniru apa yang dia buat sebagai manusia biasa.
Yang sedihnya, ramai orang yang menganggap Islam itu akan lebih sempurna dengan beri penekanan silap dan lebih kepada meniru cara hidup harian nabi Muhammad dan ulamak-ulamak pada masa lampau. Pakai jubah, pakai serban, berus gigi pakai kayu sugi, makan sambil berlutut dan bermacam-macam lagi, tapi unta tak nak naik, nak naik Honda Accord. Itu semua adalah hak individu. Tetapi untuk mengatakan pakai jubah dan simpan janggut dapat pahala adalah memandai-mandai lebih dari Allah. Allah ada sebut janggut dalam Quran, tapi pasal Musa memegang janggut Harun, tidak pasal galakan atau pahala menyimpan janggut.
Tidak boleh dinafikan, kita mesti mentaati rasul. Bagi mereka yang menerima Quran, mereka menerima arahan daripada Allah untuk “mentaati rasul” dengan ikuti mesejnya, Quran. Hanya Quran. Bila nabi Muhammad meninggal dunia, dia tinggalkan kepada kita hanya satu kitab yaitu Quran.
Bila Allah beritahu nabi Muhammad dalam Quran, Pada hari ini, Aku sempurnakan agama kamu untuk kamu, dan Aku cukupkan rahmat-Ku ke atas kamu, dan Aku berpuas hati Islam sebagai agama untuk kamu. …. (5:3) Muhammad ada hanya ada satu kitab yaitu Quran. Dia beri kita satu definasi islam, yaitu yang ada hanya dalam Quran, bukannya campuran-campuran palsu hasil dari ciptaan-ciptaan manusia sebgaimana yang banyak terdapat sekarang ini.
Dalam menyuruh manusia mentaati Allah dan rasul, Allah tahu bahawa manusia akan mengabaikan Quran dan sebaliknya beri tumpuan lebih kepada tulisan-tulisan ciptaan manusia.
Rasul berkata, "Wahai Pemeliharaku, sesungguhnya kaumku ambil al-Qur'an ini sebagai suatu yang tidak dipedulikan." (25:30)
16 Mei 2005
*****
Bersambong BERIMAN KAFIR SYIRIK

0 ulasan: